Koin Jagat, Fenomena Singkat yang Akhirnya Menghilang

Koin Jagat, Fenomena Singkat yang Akhirnya Hilang

Beberapa waktu lalu, kemunculan koin jagat tak hanya membuat heboh ranah media sosial, namun juga berbagai pemberitaan di media nasional. Sampai-sampai saya yang sedari awal enggan ngikutin tren ini jadi terpaksa mencari tahu lebih jauh apa sebetulnya koin jagat itu? Gimana cara kerjanya? Dari mana asalnya? Siapa yang ngasih? dan seterusnya.

Koin Jagat, Perpaduan Antara Zenly & Pokemon GO

Kalau ada yang masih ingat, beberapa tahun lalu media sosial Snapchat sempat memiliki sebuah social mapping app bernama Zenly. Platform location sharing ini di akuisisi Snapchat pada tahun 2017, sebelum kemudian di shut down pada Februari 2023 silam karena dianggap sudah tidak menguntungkan. Diaplikasi ini, kita dimungkinkan untuk berbagi lokasi atau keberadaan kita dengan orang lain, entah itu pasangan kita, keluarga, teman, dan seterusnya. Nah, bisa dibilang Aplikasi Jagat berusaha meniru cara kerja Zenly saat itu. Namun dengan trik marketing yang diadaptasi dari permainan Pokemon GO, yakni treasure hunt.

Bedanya, di permainan Pokemon GO, yang mesti kita cari dan tangkap adalah “sesuatu” yang bentuknya “virtual” sementara di Jagat, yang mesti kita cari dan temukan adalah “sesuatu” yang literally “berwujud”, yakni berbentuk sebuah koin dengan kode unik yang bisa di redeem. Denger-denger sih koin ini bisa di redeem dengan uang tunai sebesar ratusan ribu rupiah hingga ratusan juta rupiah tergantung jenisnya.

Sampai disini saya paham, bahwa ini salah satu cara mereka untuk “bakar duit” dan “nyari user”. Dimana cara ini ternyata berhasil, karena kurang dari sebulan mereka sudah memiliki lebh dari 5 juta user, yang kemungkinan besar seluruhnya berasal dari Indonesia. Menariknya, meski salah satu co-foundernya merupakan orang Indonesia, Jagat Technology Pte. Ltd nyatanya merupakan perusahaan yang berbasis di Singapore. Perusahaan asing yang kemudian berhasil masuk ke pasar Indonesia dan di notice oleh pemerintah yang dalam hal ini adalah Komdigi.

Lantas, dari mana mereka dapat cuan?

Dari beberapa berita yang saya tonton, kebanyakan pemainnya bilang bahwa untuk bisa menemukan lokasi koin yang lebih akurat mereka harus lebih dulu memecahkan clue-clue yang diberikan. Dan untuk mendapatkan clue-clue tersebut, mereka mesti lebih dulu subscribe atau berlangganan “Super Jagat”. Saya nggak tahu berapa harga subscribenya. Tapi misal harga subscribenya 50rb aja terus ada 100rb user aja yang berlangganan, artinya mereka udah cuan sekitar 5M. Bayangin kalau yang subscribe sampai 1jt user dan mereka semua memperpanjang langganannya dibulan-bulan selanjutnya. Bisa dipastikan event ini akan terus berlanjut. Bahkan bisa jadi, akan ada banyak pengembang properti yang kemudian mengizinkan Jagat untuk mempergunakan gedung, pusat perbelanjaan, pusat kuliner atau kawasan hangout yang mereka miliki untuk dijadikan tempat perburuan koin. Jagat dapat tempat untuk nyebar koin gratis, sementara pengembang dapat pengunjung untuk ngeramein kawasan mereka. Terjadi simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan.

Koin Jagat & Risiko penyalahgunaan data pribadi

Namun yang mesti jadi consent pemerintah adalah risiko penyalahgunaan data pribadi yang mungkin saja terjadi. Terlebih karena setiap user yang ingin menggunakan aplikasi ini akan diminta untuk memberikan permission terkait lokasi, kontak hingga gallery. Bayangkan jika semua data ini sampai jatuh ke pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan digunakan untuk maksud-maksud yang kurang baik pula. Maka julukan Indonesia sebagai negara open source akan terus melekat dimasyarakat.

Kecenderungan masyarakat dan akhir dari kejayaan koin jagat

Sayangnya, kecenderungan sebagian masyarakat kita yang tak segan-segan untuk merusak fasilitas publik, seperti membongkar paving block atau merusak taman hanya untuk mencari koin tersebut ternyata justru menjadi petaka dan akhir dari kejayaan koin jagat. Yap, akibat berbagai kerusakan yang ditimbulkan para penggunanya, pemerintah akhirnya memanggil para petinggi aplikasi Jagat. Dan dari pertemuan ini, disepakatilah bahwa format perburuan koin jagat yang sempat viral itu akan diubah menjadi “misi jagat”. Tak ada lagi perburuan koin senilai ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah. Tak ada lagi rewards dan petualangan yang disuguhkan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Dan selama masa “hiatus” ini pengguna hanya diminta untuk berkontribusi positif terhadap ruang publik dan fasilitas umum.

Inikah, akhir dari kejayaan aplikasi jagat? Coba share pendapat kalian dibawah!

Leave a reply:

Your email address will not be published.