Cara Install Windows 10 Pro & Office 2019 Professional Plus Original

Cara Install Windows 10 Pro & Office 2019 Professional Plus Original

Beberapa tahun silam (tepatnya ditahun 2018), Microsoft pernah melakukan sebuah studi yang diberi nama “Test Purchase Sweep”. Dalam studi ini Microsoft sengaja membeli banyak unit komputer/desktop pc (termasuk laptop) dari berbagai negara di Asia termasuk Indonesia. Hasilnya, 9 dari 10 komputer yang dijual di Indonesia ternyata masih menggunakan software bajakan (termasuk windows & officenya) . Bahkan dibandingkan dengan negara Asia lain, tingkat penggunaan software bajakan di Indonesia, juga dianggap yang tertinggi.

Senada dengan studi ini, pada tahun 2019 lalu Business Software Alliance (BSA) juga mengungkap bahwa sebanyak 83% perusahaan di Indonesia masih menggunakan software bajakan dalam aktivitas bisnisnya. Itu artinya, sebagian besar pc/laptop kantor yang digunakan oleh para pegawai kemungkinan besar juga masih menggunakan, windows, office, serta berbagai aplikasi bajakan lainnya. Saya sendiri nggak tau, apakah data & statistik ini sudah banyak berubah dan mengalami penurunan atau masih sama aja. Yang jelas, baru-baru ini BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) sempat mempublikasikan sebuah data yang menunjukkan bahwa hingga Agustus 2023 total serangan siber yang terjadi di Indonesia telah mencapai lebih dari 219jt serangan. Dan penyebabnya tak lain adalah karena masih maraknya penggunakan software dan aplikasi bajakan dikalangan masyarakat. Hal ini sekaligus menyadarkan kita bahwa gerakan-gerakan seperti “Indonesia, Go Open Source” yang banyak digaungkan beberapa tahun silam ternyata belum banyak membuahkan hasil.

Namun apa penyebabnya?

Yap, saat menuliskan artikel ini saya pun sempat bertanya-tanya dalam hati “apa penyebabnya?”, “bukankah harga lisensi windows dan office yang dijual saat ini sudah tidak semahal dulu?”, “bukankah ada banyak distro linux yang juga sudah memiliki UI/UX yang hampir-hampir mirip dengan windows?” dan beragam pertanyaan lain terkait isu ini. Hingga akhirnya, saya tiba pada satu kesimpulan, yakni “habit“. Yap, faktor utamanya adalah kebiasaan.

Kebiasaan buruk kita (termasuk juga saya) adalah langsung mencari os atau aplikasi apapun yang kita butuhkan di situs download ilegal dan kalau nggak ketemu kita akan coba nyari ulang aplikasi tersebut di mesin pencari dengan harapan akan menemukannya secara gratis dengan versi terbaru. Jarang yang akan langsung berpikir untuk membelinya secara resmi meski harganya mungkin hanya berkisar antara Rp 100-200rb. Intinya, ngapain mesti bayar kalau ada yang gratis? bener nggak?

Ya nggak salah sih, wong saya juga mikir gitu kok dulu. Ya apa bedanya kan? wong mau ori atau bajakan fungsinya juga sama aja. Muncul notif tinggal di patch lagi. Ada versi baru tinggal ditiban lagi. Sampai suatu ketika, saya nggak sengaja nemu leaks yang berisi username dan password dari banyak situs. Dan yang jadi pertanyaan saya waktu itu adalah dari mana ya username & password ini berasal? Dan kenapa kok random, nggak cuma dari satu regional/negara tertentu? Dan betapa kagetnya saya ketika tahu bahwa sumber dari leaks-leaks ini ternyata berasal dari stealer logs yang disengaja ditanam dalam aplikasi bajakan yang mereka share secara gratis. Saking silent-nya si stealer logs ini banyak orang yang bahkan nggak sadar kalau selama ini mereka udah ngasih permissions dan sharing data pribadi mereka ke orang yang sama sekali nggak mereka kenal. Dan parahnya lagi, semua data ini kemudian diperjual-belikan secara bebas di pasar gelap.

Saya nggak bilang semua os atau aplikasi bajakan itu bahaya lho ya, karena ada situs-situs tertentu yang owner-nya boleh dibilang cukup rajin untuk nyoba os & aplikasi yang akan dia share ke public, sebutlah salah satunya situs dengan inisial “K”. Meski begitu, hampir semua software bajakan pasti di repack dengan “menggunakan virus”. Itu kenapa, tiap kali nginstall aplikasi bajakan kita pasti akan diminta untuk minimal mematikan antivirus terlebih dahulu hingga memutus koneksi internet atau menambahkan firewall. Dan sama kaya kalian, saya pun biasanya percaya-percaya aja sih asal sebelumnya udah pernah download disitus itu dan aman-aman aja haha. Ya baru sekarang-sekarang aja sih saya agak lebih aware sama perlindungan data pribadi.

Selain faktor security, kang? hampir nggak ada bedanya sih kalau menurut saya. Paling ya nggak bisa update otomatis aja kalau yang bajakan dan per 180 hari mesti di patch ulang untuk windows & office. Tapi sebetulnya sih ya, tanpa di patch ulang alias unlicensed pun bisa dipake kok mestinya. Paling ada fitur-fitur tertentu aja yang nggak bisa kita utak utik.

Cara Install Windows 10 Pro Original

Nah, buat kalian yang mungkin kepikiran untuk mulai menggunakan lisensi original di windows kalian. Langkah-langkahnya bisa dibilang cukup simple.

1. Dowload terlebih dahulu file Windows 10 Pro Original dari laman resmi Microsoft: https://www.microsoft.com/en-us/software-download/windows10%20
2. Jika sudah, install hingga selesai.
3. Setelah selesai, klik kanan pada start menu atau logo windows yang ada di pojok kiri bawah
2. Pilih System
3. Scroll ke bagian bawah, pilih “Change product key or upgrade your edition of Windows”

Cara Install Windows 10 Pro Original
4. Lalu pilih “Change product key” dan masukkan lisense key windows original yang sudah kalian beli.

Cara Install Windows 10 Pro Original 2

Cara Install Windows 10 Pro Original 3

Cara Install Windows 10 Pro Original 4

5. Lalu pilih Next hingga sukses activated.

Buat kalian yang belum memiliki lisensi Windows 10 Pro Original, kalian bisa membeli lisensinya melalui salah satu link produk dibawah ini:

Btw, lisensi Windows 10 Pro yang kalian beli dapat pula kalian gunakan untuk mengaktivasi Windows 11 Pro. Jadi, kalau suatu hari kalian pengen upgrade ke Windows 11, asalkan masih di laptop/desktop pc yang sama, kalian tetap dapat menggunakan lisensi tersebut.

Cara Install Office 2019 Professional Plus Original

Sementara untuk office,

1. Kalian bisa login dan mengunduhnya langsung di situs resmi Microsoft: https://support.microsoft.com/id-id/office/mengunduh-dan-menginstal-atau-menginstal-ulang-office-2019-office-2016-atau-office-2013-7c695b06-6d1a-4917-809c-98ce43f86479.
2. Lalu, setelah selesai menginstallnya silahkan buka salah satu produk Microsoft office yang kalian install, entah itu Word, Excell, PowerPoint atau yang lainnya.
3. Pilih menu Account

Cara Install Office 2019 Pro Plus Original
4. Pilih “Change product key”

Cara Install Office 2019 Pro Plus Original - 2
5. Lalu masukkan lisensi office 2019 original yang sudah kalian beli

Cara Install Office 2019 Pro Plus Original - 3

Cara Install Office 2019 Pro Plus Original - 4
6. Klik Activate Office

Buat kalian yang belum memiliki lisensi Office 2019 Professional Plus Original, kalian bisa membeli lisensinya melalui salah satu link produk dibawah ini:

Mudah bukan? harganya pun relatif cukup terjangkau, untuk Windows misalnya, harganya berkisar antara Rp 9.000 – 20.000 Sementara untuk Office berkisar antara Rp 25.000-30.000. Dengan garansi bahwa lisensi tersebut bisa kita gunakan secara lifetime. Alias nggak perlu bayar-bayar lagi tiap tahun. Tapi ya balik lagi sih, pilihan ada ditangan kalian masing-masing masih ingin bertahan di os dan aplikasi bajakan dengan berbagai risiko yang mengikutinya atau migrasi perlahan ke os dan aplikasi original.

Leave a reply:

Your email address will not be published.